TAKAH TAGEH DAN TOKOH: PEDOMAN MEMILIH PEMIMPIN

admin

Oleh : ASRI ADE PUTRA

Beberapa hari lagi akan berlangsung pemilihan wali nagari serentak di Kabupaten Tanah Datar, Pilwana ini merupakan sebuah proses seleksi untuk menentukan pemimpin di tingkat nagari. Pemimpin yang bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat. banyak harapan, aspirasi, keinginan dan problem sosial di nagari yang mesti diselesaikan oleh Wali nagari terpilih.

Dalam kultur masyarakat Minangkabau ada nilai yang selalu dijunjung dalam menentukan calon pemimpinnya. Nilai tersebut di antaranya adalah sikap egaliter.

Nilai yang lainnya yang dijunjung masyarakat Minangkabau adalah pragmatisme dan kemampuan untuk dapat menyelesaikan permasalahan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Nilai lainnya yang dijadikan acuan masyarakat minangkabau dalam memilih pemimpin adalah sosok yang religus. Terlebih lagi mayoritas masyarakat Minangkabau merupakan muslim yang sangat taat beribadah.

Seyogyanya pemimpin itu mengayomi dan peduli pada semua kepentingan masyarakat, sebagai sesuatu amanah yang diemban sebagai pemimpin. Seorang pemimpin juga harus memahami bahwa semua orang berpotensi memberikan kontribusinya dalam memajukan pembangunan di nagari. Seperti yang disampaikan melalui filosofi adat, nan buto pa ambuih lasuang, nan lumpuah panjago rumah, nan pakak palapeh badie , nan cadiak pandai memberikan kebaikan untuk semua.

Karena itu Masyarakat minangkabau tak akan hanya memilih berdasarkan yang dia lihat saja, tapi dianalisa secara batin. Raso dibawo naik, pareso dibawo turun, sehingga kesimpulan akhir dalam menetapkan seorang pemimpin bagi orang minangkabau melalui pertimbangan yang matang dan penuh perhitungan.

Ada alat seleksi yang sangat sederhana bagi orang minang dalam memilih pemimpin, alat pedoman dalam menentukan pilihan itu adalah Takah, Tageh dan Tokoh atau 3 T.

Kata Takah, di mata orang Minangkabau berarti menghargai keindahan rupa dan intelektualitas, punya kharisma dan wibawa inilah yang disebut ‘Manakah‘. Orang Minang dalam percakapan sehari hari akan berucap ” ndak ado potongan nyo ntuak jadi pemimpin do, ndak manakah”.

Orang Minang punya sikap sendiri dalam menilai seorang calon pemimpin. Mereka lebih suka isi dari pada bungkus. Semua yang hanya tampak bagus di luar tapi bermasalah di dalam alias cantik polesan untuk tampil di depan publik saja, dan bukan keindahan hakiki yang berasal dari hati nuraninya. Maka orang minangkabau tak bisa terkecoh karena begitu selektifnya dalam menentukan pilihan siapa yang akan memimpinnya.

Tageh atau tegas adalah sikap dasar yang sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan.

Seorang pemimpin dituntut untuk bersikap tegas dan bijaksana, dalam adagium adat disebutkan “Alu tataruang patah tigo, samuik tapijak indak mati” ( Alu terbentur patah tiga, semut terinjak tidak mati ) artinya seorang pemimpin itu harus tegas dalam bertindak, alu tataruang patah tigo, tapi walaupun begitu dia harus bijaksana sehingga semut kalau terinjakpun oleh dia tak akan mati, ini bahasa kiasan. Tapi harus diingat, tageh bukan berarti keras atau kasar, orang Minangkabau tidak akan suka dengan pemimpin yang kasar, apalagi kalau mulutnya kotor.

Tokoh adalah penentu dalam menentukan pilihan bagi orang minang, ketokohan seseorang didalam masyarakat akan menjadi faktor penting, kecil sekali kemungkinannya seseorang yang entah darimana asalnya, entah apa yang sudah dibuatnya untuk masyarakat tiba tiba muncul menjadi calon pemimpin, kalau adapun menurut pengalaman yang sudah sudah tidak akan mendapat dukungan yang bermakna.

Apapun pilihan diharapkan tentunya dengan pertimbangan kearifan masing masing, tapi yang harus diingat bahwa memilih pemimpin hanyalah memilih Raja yang cuma “ditinggikan sarantiang, didahulukan salangkah”, bukan Raja yang segala titahnya adalah kebenaran. Pemilih harus punya keberanian buat mengkritisi pilihannya seperti kata pepatah “rajo alim rajo disambah rajo zalim rajo disanggah”

Semoga pilwana mampu melahirkan pemimpin yang bisa mambangkik batang tarandam untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Tinggalkan komentar